Sabtu, 03 September 2016

untuk adek-adek Anak Butuh Kenal Rasa Lapar dan Kenyang JawaPos.com - Makan dengan tenang saja tidak cukup. Pada periode pemberian MPASI, anak juga perlu dikenalkan pada rasa lapar dan kenyang. Caranya mengatur jadwal makan anak. Hal tersebut berkaitan dengan pengosongan lambung anak. ’’Kapasitas lambung anak berbeda dengan dewasa. Normalnya, tiap tiga jam lambung anak-anak sudah kosong,’’ tutur Rulik. Namun, bukan berarti anak harus makan setiap tiga jam sekali. ’’Jadwal makan mereka sama dengan dewasa, tiga kali sehari. Di antara waktu makan utama, diberikan snack. Di atas satu tahun, ditambah susu,’’ imbuhnya. Selain jadwal, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi si kecil harus diperhatikan. Tujuannya, anak mengenal porsi yang seharusnya mereka habiskan. ’’Yang wajib dicatat, orang tua jangan gampang-gampang memberi snack di luar jadwal. Apalagi mendekati waktu makan utama,’’ tegas Rulik. Pemberian camilan yang terlalu banyak bakal membuat anak kenyang. Akibatnya, mereka enggan menghabiskan makanan utama. Bila telanjur terpola demikian, anak dikhawatirkan bakal kekurangan asupan nutrisi. Sebab, kandungan nutrisi camilan tidak selengkap dan sepadat makanan utama. Di samping itu, Meta menegaskan bahwa anak sebaiknya tidak dikenalkan pada makanan cepat saji. Biasakan anak mengonsumsi makanan buatan rumah. ’’Mungkin banyak yang tertarik karena sering ditampilkan di iklan dan ada iming-iming hadiah. Selain itu, rasa fast food lebih kuat ketimbang rasa masakan rumah,’’ ucapnya. Rasa yang kuat itulah yang membuat anak lebih gemar fast food. ’’Kalau terbiasa, anak bakal ogah-ogahan makan makanan rumah. Soalnya, sudah terbentuk asumsi bahwa makanan enak itu harus banyak gula dan garam,’’ jelasnya. Meta menyarankan, bila anak mulai malas makan, jangan langsung membujuk mereka dengan makanan fast food. ’’Coba buat makanan dari bahan sayur atau buah yang belum pernah disajikan sebelumnya,’’ papar dokter yang pernah jadi penyiar radio itu. (fam/c6/ayi) sumber:http://www.jawapos.com/read/2016/08/26/47165/anak-butuh-kenal-rasa-lapar-dan-kenyang-

Senin, 29 Agustus 2016

Pendayagunaan Limbah Udang

Pendayagunaan Limbah Udang
Limbah udang yang mencapai (30% - 40%) dari produksi udang beku belum banyak dimanfaatkan. Moelyanto (1979) mengatakan bahwa pemanfaatan limbah udang menjadi produk udang yang bernilai ekonomis tinggi merupakan contoh yang sangat baik untuk memperoleh bahan makanan dengan kandungan protein tinggi. Selama ini jengger udang telah dimanfaatkan sebagai bahan pembuat terasi, keripik udang dan petis serta pasta udang dan hidrolisat protein yang merupakan produk jenis baru dari limbah jengger udang. Akan tetapi pemanfaatan limbah ini hanya 3% dari skala limbah udang (Suparno dan Nurcahaya, 1974). Menurut Moelyanto (1979), limbah udang selain dimafaatkan sebagai bahan pangan, dapat juga dipergunakan untuk keperluan industri. Pembuatan kitosan dari kulit udang dapat dipakai sebagai bahan kimia untuk industri dan kertas. Kepala udang yang menyatu dengan jengger udang sebagai limbah industri udang beku baru sebagian kecil yang dimafaatkan, yaitu dibuat tepung kepala udang yang dibuat sebagai pencampur bahan dalam pembuatan pellet untuk pakan ternak (Mudjiman, 1982). Kulit udang mengandung unsur yang bermanfaat yaitu protein kalsium dan kitin yang mempunyai kegunaan dan prospek yang baik dalam industri. Protein dan kalsium dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan pakan ternak, sedang kitin dapat dimanfaatkan sebagai surfaktan, zat pengemulsi, bahan tambahan untuk antibiotika dan kosmetik (Knorr, 1984). sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29148/4/Chapter%20II.pdf